Haidh

tidak pernah ada haidh yang normal, masanya kurang dari sehari semalam.

Atas dasar ini, maka setiap darah yang keluar kurang dari sehari semalam, maka ia tidak dianggap sebagai haidh.

Dan juga berdasarkan kaidah: Jika darah berhenti selama sehari semalam atau lebih ketika dalam masa haidh, maka yang demikian adalah suci.

Dan jika berhenti kurang dari sehari semalam , maka darah tersebut termasuk dalam hukum haidh.

Misalnya: Jika seorang wanita, masa haidhnya adalah tujuh hari, lalu pada hari kelima darah berhenti dari waktu fajar sampai akhir malam, di mana sekiranya dia mengusap (pada kemaluannya), tidak mendapati sesuatu, lalu darah tersebut kembali keluar pada hari yang keenam dan ketujuh,

maka hari kelima dihitung suci, sehingga ia wajib mendirikan shalat dan berpuasa.

Sebab suci itu terjadi dengan keringnya darah, dan inilah yang umum dan dapat pula terjadi dengan adanya al-qushshatul baidha (lendir putih).

Jika kebiasaan haidhnya selama tujuh hari, kemudian pada hari kelima haidh berhenti dari waktu fajar sampai Ashar, maka ini termasuk dalam hukum haidh, karena kurang dari sehari semalam