Kefakiran

Jawabnya adalah "Sampai datang padanya seorang tabib, yang kemudian meletakan bantal di balik kepalanya, lalu memperbaiki prasangka burukmu, sehingga hilang tuduhan burukmu terhadapnya. Lalu engkau membawa anak-anakmu dan duduk di ambang pintunya lalu engkau mau merasakan pahitnya obat yang diberi."

Maka ketika "kebutaan" tersebut telah sirna, tunduk patuhlah engkau pada Allah Azza wa Jalla. Kemudian sampaikan segala kebutuhanmu pada-Nya.

Tutuplah pintu yang membuka peluang masuknya makhluk dalam hatimu.

Dan bukakanlah pintu yang mendekatkan dirimu dengan-Nya. Akui segala dosa, mohon ampunlah atas segala kelalaian yang telah engkau perbuat.

Kemudian yakinilah bahwa tidak ada kemadharatan dan tidak ada kemanfaatan, tidak ada yang dapat memberi dan tidak ada yang dapat menolak sesuatu kecuali Allah Azza wa Jalla.

Tatkala kebutaan di dalam hatimu telah sirna, maka pandangan mata lahir pun akan tergerakkan.

Kasarnya pakaianmu dan kerasnya makananmu, bukan merupakan yang hal penting.

Yang terpenting bagimu adalah zuhud-nya hatimu.