Tidak Menentang Takdir Allah

Menentang takdir yang telah ditetapkan oleh al-Haq Azza wa Jalla adalah pertanda matinya agama, terhapusnya tauhid dan hilangnya ketawakalan dan keikhlasan.

Jiwa seorang mukmin tidak mengetahui mengapa dan bagaimana dia tidak tahu.

Apa pun bentuk kemaksiatan jiwa adalah penentangan dan pembangkangan terhadap Allah.

Jika ingin memperbaikinya maka hendaklah dia berjuang melepaskan diri dari setiap keburukan sehingga dengan demikian akan terbentuk kebaikan demi kebaikan, dengan segala bentuk ketaatan, meninggalkan segala larangan dan kemaksiatan.

Sehingga Allah berfirman padanya, "Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya"

Dengan demikian akan lahir ketakwaan, akan hilang segala keburukan, dan tidak akan lagi bergantung kepada makhluk lain.

Bahkan nasab jiwa tersebut sampai kepada Ibrahim as.

Dimana apabila jiwa telah terlepas dari belenggu hawa nafsu, lalu hatinya menjadi tenang meskipun didatangi oleh banyak godaan makhluk. Setelah itu mereka menyerahkan jiwa-jiwanya untuk menyelamatkannya.