Hamba ALLAH atau Budak Syetan

Di dunia ini banyak orang merasa menjadi hamba ALLAH, kalau kita ke mesjid, biasanya ada papan pengumuman yang menampilkan nama-nama orang yang memberikan sumbangan untuk mesjid, kalau sumbangan dalam jumlah besar ditulis nama penyumbangnya, misalnya, dari “Haji Polan”, atau dari “si Anu”, akan tetapi kalau sumbangannya dibawah Rp. 50.000,- biasanya cukup menulis inisial, dari “Hamba Allah”. Karena malu sumbangannya kecil lantas dia bersembunyi dibalik nama “Hamba Allah”

rasanya gampang sekali seseorang mengaku jadi hamba Allah, apa benar seorang yang memberikan sumbangan dalam jumlah tertentu bisa secara otomatis menjadi hamba Allah..?

Atau Cuma pengakuan kita aja, sementara Allah tidak mengakui kita sebagai hambanya.

Pertanyaan ini perlu menjadi bahan renungan untuk kita semua, sesuatu yang terkadang tidak lagi menjadi perhatian karena sudah menjadi suatu kelaziman,

pertanyaan yang lebih spesifik adalah “Sudahkah kita menjadi hamba Allah..?”,

apa kriteria seseorang itu bisa digolongkan sebagai Hamba Allah...?

bagaimana dengan hamba Syetan,

apa beda Hamba ALLAH dengan Hamba Syetan...?