Beriman Tapi tidak Istiqomah

Hadist tersebut sesungguhnya diperuntukkan kepada orang yang masih hidup dan bukan kepada orang yang akan mati pada saat sakaratul maut.

merupakan peringatan kepada orang-orang yang masih hidup supaya mengenal Allah, sebab apabila kalimah la ilaha illallah dibisikkan kepada orang yang akan mati pada saat sakaratul maut tidak akan ada gunanya, sebab Allah telah mengangkat sifat sama (pendengaran) padanya, mata telah buta, anggota badan telah lumpuh dan kaku. Maka tiadalah yang dapat menyelamatkan manusia pada saat sakaratul maut selain dirinya sendiri.

Apabila ia semasa hidupnya hanya mempelajari Ilmu Syariat saja, maka binasalah ia, sebab Ilmu Syariat tidak berlaku pada saat sakaratul maut. Lalu ilmu apakah yang berlaku pada saat sakaratul maut...?

Ilmu Hakikatlah yang berlaku pada saat sakaratul maut, sebab hanya dengan Ilmu Hakikatlah manusia dapat mengingat Allah.

Apabila pada saat akhir hayatnya ia dapat mengingat Allah, maka inilah yang disebut dengan hati yang bersih/selamat (qalbin salim), yaitu tidak ada yang diingatnya selain Allah.

Di sinilah penentuan apakah manusia itu masuk surga atau neraka. Apabila pada saat akhir hayatnya ia dapat mengingat Allah, maka surgalah baginya. Adapun orang yang tidak dapat mengingat Allah pada akhir hayatnya, maka nerakalah baginya.

Adapun bagi orang yang dapat mengingat Allah, maka tidak ada hak bagi Malaikat maut untuk mencabut nyawanya.

Allahlah yang langsung mencabut nyawanya. Sebagaimana firman Allah dalam Qs az-Zumar ayat 42 :