Bangunlah dari mimpi

Ketika tarekat dengan metode luar biasa warisan Rasulullah di tolak, diangap bid’ah maka saat itulah manusia menjadi bingung akan eksistensi Tuhan.

Manusia hanya bisa berbicara tentang apa yang tertulis dalam kitab suci tapi tidak mampu menembus dimensi lain dari kitab suci itu yaitu dimensi tanpa batas atau dimensi tak terhingga.

Kemudian manusia hanya memahami agama secara jasmani dan lalai dengan ibadah-ibadah rutin, meyakinkan diri bahwa dia telah shaleh, telah melaksanakan perintah agama dengan baik tanpa bisa naik kepada dimensi selanjutnya.

Tuhan tidak bisa dijangkau dengan akal maka pelajaran agama yang diterima akal akan hilang ketika manusia tidur,

akan hilang ketika manusia tidak sadar dan akan lenyap ketika manusia berada di alam setelah kematian.

Lalu bekal apa yang diandalkan manusia menghadapi pertanyaan malaikat setelah kematian tentang “Siapa Tuhanmu...?”.

Ketika tidur pun dia tidak mampu menjawab pertanyaan itu bagaimana mungkin dia bisa menjawab pertanyaan itu setelah mati,

sementara akal pikiran tempat ilmu agama itu tersimpan juga sudah tidak ada lagi.

Artinya dia tidak bisa menjawab sama sekali pertanyaan-pertanyaan yang diajukan malaikat